Senin, 12 September 2011

Task Disaster : Sistem Sosial Budaya Indonesia (analisis konflik)

KONFLIK DI TARAKAN :
BENTROK ANTARETNIS ATAU MURNI KONFLIK INDIVIDUAL?

Main Problem : Terjadi konflik di Kota Tarakan, Kalimantan Timur antara suku asli di Kalimantan dengan suku pendatang. Konflik ini dipicu oleh tewasnya seorang penduduk local bernama Abdullah Salim dalam sebuah perkelahian.
Penyebab konflik ini adalah kesenjangan social yang sangat lebar antara suku asli Kalimantan dengan suku pendatang. Suku pendatang lebih mendominasi hampir di semua lini sector pemerintahan, ekonomi, da social. Dan tidak ada suku pribumi yang menduduki jabatan tinggi. Kemudian kerusuhan antaretnis itu sendiri dipicu dengan adanya peristiwa pemalaka antara seorang warga satu etnis kepada warga etnis lainnya yang menimbulkan perkelahian dan berbuntut kematian seorang warga local.

Alternative Solution : Dengan melihat runtutan peristiwa di atas, telah dilakukan penanganan-penanganan oleh Polri untuk menguak kasus tersebut. Polri menilai kasus ini bukanlah perang antarsuku, namun konflik individual. Akibat dari peristiwa itu, ratusan warga membakar empat rumah di kawasan Juata Kerikil dan mencari orang yang membunuh rekannya. Saat ini Polri tengah mengusut pelaku dalam perkelahian yang menyebabkan tewasnya Abdullah Salim. Dan juga melakukan pengamanan terhadap daerah tersebut agar konflik tidak meluas ke Tarakan kota. Perlu juga dilakukan pendekatan sosiologis dan psikologis yang dilakukan oleh para tokoh daerah setempat ke rumah-rumah warga sebagai langkah preventif untuk mengurangi pemicu kerusuhan. Dan perombakan struktur berbagai sector seperti pemerintahan, ekonomi, dan social, agar setiap suku mendapat jatah yang adil dalam partisipasi pengembangan wilayah.

Solution :
1)    Analisis Positif. Dengan dilakukannya pengamanan wilayah oleh Polri dan juga penahanan pelaku-pelaku pembunuhan, maka gejolak konflik antaretnis dapat diredam. Masyarakat pun dapat kembali melanjutka aktivitasnya sehari-hari. Aspek preventif pun penting dilakukan ke setiap warga, agar setiap individu menyadari pentingnya rasa persatuan dalam suatu Negara dan juga memotivasi tumbuhnya sikap tenggang rasa dan toleransi antarsuku untuk mewujudkan perdamaian lingkungan. Pembagian tempat di berbagai sector pemerintahan, social, dan ekonomi juga merupakan factor terpenting untuk menghapuskan, minimal mengurangi kesenjangan social yang tercipta antarmasyarakat.
2)    Analisis Negatif. Penahanan yang dilakukan oleh Polri tidak menjamin konflik antarsuku berhenti sampai di situ. Dendam yang muncul oleh terbunuhnya salah seorang warga suku dapat menjadi dendam kesumat yang dapat menjadi bom waktu suatu saat nanti. Pembagian tempat di sejumlah bidang juga tidak mudah dilakukan, karena sudah menjadi penyakit apabila seseorang sudah nyaman duduk di bangku kekuasaannya, maka orang tersebut tidak akan pernah rela lengser untuk berbagi kesempatan.

Plan Action :
-       Pendekatan sosiologis dan psikologis yang dilakukan oleh masing-masing tetua suku dengan cara penyuluhan ke rumah-rumah secara teratur.
-       Peningkatan keamanan yang dilakukan oleh aparat setempat di setiap daerah, baik yang rawan konflik atau tidak secara konsisten.
-       Membuka kesempatan lapangan kerja yang luas di berbagai aspek kehidupan.
-       Pengadaan berbagai kegiatan menarik untuk menumbuhkan keakraban antarsuku (games, perlombaan di hari-hari tertentu, dll.)

Recommendation : Peran pemerintahan setempat dan Polri bekerja sama dengan tetua adat dari setiap suku dan tokoh agama setempat untuk langsung turun ke masyarakat. Juga andil media massa dalam memunculkan rasa cinta damai di setiap individu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar